Rabu, 27 Juli 2016

Pantai Ujung Negoro : Surga Tersembunyi Dibalik Proyek PLTU Batang

Berawal dari gak sengaja tapi nyenengin. Bisa dibilang unpredictable and unplaning holiday it's can be a best moment (maybe,, ehehehe). Pertama kita bedah dulu Ujung Negoro dimana, apa dan bagaimana. Orang batang, pekalongan dan sekitarnya pasti tau pantai ini. Berhubung gue bukan orang daerah situ, jadi maklum gak tau.

Gue kutip wacana di kompas, katanya nih :
"Pantai ujung negoro merupakan salah satu pantai yang indah yang terdapat di Kabupaten Batang Jawa Tengah.Terletak di Desa Ujung Negoro  kecamatan Tulis kab.Batang dan berjarak kurang lebih 17 km dari kota Batang.Pantai ini merupakan pantai dengan gugusan pasir yang indah dan sangat menyejukkan pikiran saat kita berkunjung ke sana. Kabupaten Batang sendiri merupakan kabupaten termuda di provinsi jawa tengah namun memiliki  potensi pariwisata yang sangat banyak.Dari wisata pegunungan ,wisata alam,dan juga wisata bahari,semuanya sangatlah menarik untuk kita kunjungi. Salah satu wisata Bahari yang saat ini menjadi potensi wisata daerah kabupaten Batang yang membanggakan adalah pantai Ujung Negoro Batang.Pantai ini selalu ramai dikunjungi oleh turis lokal apalagi jika musim liburan tiba maka pantai ujung negoro menjadi tempat favorit untuk berwisata bersama bersama keluarga". 
 
Jadi secara garis besar pantai ini udah lumayan terkenal dan jadi primadona (katanya) di wilayah tersebut. Pasti kalian tanya - tanya kenapa judul di atas ada kata - kata "Dibalik Proyek PLTU Batang", yups karena memang saat postingan ini di buat proyek tersebut sedang berjalan dan owner proyeknya PT. Bhimasena Power Indonesia (BPI) salah satu anak perusahaan PT. Adaro Energy. Rencananya sih bakal jadi PLTU terbesar di asia tenggara. Kita liat nanti deh, balik lagi ke pantai ujung negoro.
 
Gue ke lokasi tersebut bareng ama temen gue yang asli Pekalongan, namanya Hari Septian (sebut saja dia SAPRI). Gue nginep tempat sapri selepas turun dari lawu (thanks berat loh pri, sudah nyelamatin incess dari resiko nggelandang dari lawu). Gue kenal sapri dari anak - anak proyek PIR (Pondok Indah Residance), maklum lah aku mah apa atuh cuma buruh proyek. Dari rumah sapri naik motor berangkat jam 11.00 WIB (busyeeettt pantura panas banget dahh, gak ketulungan. mana debu, macet karena masih masa lebaran lengkap deh incess jadi ikan asin). Nyampe lokasi gue lupa jam berapa yang pasti udah lewat adzan dzuhur deh. Di pintu masuk kita ditarik biaya retribusi sebesar Rp. 5000 per orang. Langsung parkir deh kita..

Pantai ujung negoro bukan kayak pantai pantai biasa yang pasirnya banyak, tapi kayak semacam tebing gitu. Pantainya jauh di bawah hahahaha jadi kita harus turun tangga dulu. Ati - ati saat turun tangga, karena lumayan banyak anak tangga yang rusak gitu. Sampe di bawah kita di suguhi lautan luaaassssss memandang dengan deburan ombak. Gue kesitu pas lagi pasang jadi hamparan pasir yang keliatan sedikit banget. Untuk menuju ke hamparan pasir kita musti nyusurin jalan setapak kayak tebing. Jalannya sudah bagus karena memang dirawat.

Gak hanya keindahan di bagian pantai saja,tapi di pelataran yang sudah dibangun jadi keliatan bersih. Di beberapa sisi tempat disediakan tempat sampah sesuai jenisnya. Ada untuk sampah basah, kering serta khusus plastik. Bener - bener keliatan bersih dan rapi. Ada warung penjual makan sama arena bermai. Hamparan halaman pantai ini juga dihiasi pohon ketapang yang berjajar. Pohon yang memberikan kesejukan bila cuaca panas. Kesegaran udara khas laut langsung terasa berpadu dengan aroma pantai. Untuk lebih memanjakan pengunjung, tersedia dermaga kecil yang menjorok ke bibir pantai. Dari dalam bangunan kecil ini, pengunjung bisa menikmati panorama dan terlindung dari panas maupun hujan. Pandangan jauh ke laut lepas dapat dirasakan di dermaga ini. Disertai angin laut yang bertiup tanpa henti. Gairah keindahan yang sulit dilupakan.

Di sisi lain pantai, ada tebing dari bukit berbatu. Tebing ini bersinggungan langsung dengan pantai. Bangunan beton penahan ombak udah dibangun. Di atasnya disediakan jalan setapak, jadi bisa nikmatin pemandangan dengan aman. Di sisi lain bukit, ada gua kecil yang dikenal "Gua Aswatama". Gua ini tidak terlalu dalam.  Diatas bukit ada makam. Makam peninggalan Syeikh Maulana Maghribi orang sekitar nyebutnya petilasan.


Nah itu sekilas tentang Pantai Ujung Negoro, kab Batang. Sementara gue posting dulu tulisan ini, nanti bakal gue masukin foto - fotonya. Silahkan berkunjung ke Pantai Ujung Negoro kalo lewat Kab. Batang.

Salam Ransel & Lingkungan
Sepatu Tanpa kaca
IG @widyastutimugirahayu

GUNTUR : Miniatur Semeru, Kecil - Kecil Tapi Cabe Rawit

Gb. Gunung Guntur

GUNTUR... asing gak sih di telinga?? Banyak yang bilang sih "Semeru di Tanah Garut", "Miniatur Semeru" dan sebagainya masih banyak lagi. Meskipun gn. Guntur gak setinggi semeru cuma 2.249 mdpl, tapi jangan salah. Meski kecil tapi cabe rawit loh, pueeeddeeesssseee reekk. Treknya nyiksa batin eneng sepanjang perjalanan bang T_T (berasa pengen teriakkkkkk waktu itu).

Sebelum masuk ke ulasan, kita keppoin dulu yuk profil Gn. Guntur.
"Siapa sih dia? Apa sih dia?? Kayak gimana sih dia??"
Udah berasa ngeppoin gebetan hahahahaha. Gn. Guntur adalah gunung berapi yang berada di wilayah Garut, Jawa Barat dengan ketinggian mencapai 2.249 mdpl. Tipe gunung adalah tipe stratovolcano (berarti tipe berapi, kalo tipe kamu?? eaaa bapeerr). Gunung ini termasuk gunung berapi yang paling aktif di jawa pada dekade 1800-an. Tapi tenang gaes, itu dulu kalo sekarang aman di daki kok hehe. Meski gak terlalu tinggi tapi viewnya subhanallah (gue nyebut berulang ulang) ibarat lagu tuh kayak lagunya Andra and the Backbone "SEMPURNA", "PERFECTO",,, Mirip kayak view merbabu, sabananya itu loh bikin eneng gak tahan bang HAHAHA

gue, bang muhammad, bang rifa'i, mba een, pak budi, pak ibnu
pak agus dan bang rizal

Oke let's go to the story... gue berangkat bareng TEAM ROSELLA ADV yang udah punya basecamp di Cileunyi (pintu basecamp terbuka untuk pendaki yang mau gabung kok, katanya). Beruntung betul gue udah diajak sama Bang Muhammad (sebut saja begitu) walaupun dadakan (pas posisi masih di proyek ekye). Sekitar jam 18.00 tanggal 22 Juli 2016 gue di WA sama bang muhammad. Langsung deh gue muter otak, antara ikut sama gak ikut. Setelah menimbang, mengingat, mengetahui (berasa bikin undang - undang LoL) akhirnya gue setuju buat gabung. Gue di pesenin sama abang kece satu itu buat berangkat tanggal 23 Juli 2016 jam 06.00 / 07.00 WIB dari bekasi. Gue baru sampe kost bekasi jam 02.00 WIB (maklum cewe proyek alias kuli T_T, aku mah apa atuh cuma kuli bangunan) langsung tidur, bangun jam 04.00 WIB buat packing, mandi sholat dll. Dari kost sekitar jam 05.00 dianter abang ojek online (thankies bang ojek udah mau terima order pagi - pagi buta, love you...) ke terminal bekasi. Alhamdulillah dapet Bus PRIMAJASA AC Jurusan Garut, ongkos sampe cileunyi Rp. 45.000 / orang. Nyampe cileunyi jam 08.30 WIB, gue turun di pintu keluar tol sambil nunggu jemputan (eaaa...) mata ini mulai nyari dimanakah indomart / alfamart berada buat numpang ke WC plus beli sarapan. Pucuk dicinta ulam tiba, yang di tunggu - tunggu akhirnya datang juga bagaikan pangeran berkuda putih yang ngejemput princess (apaasiihh ini >,< hahaahaha). Sampe di basecamp gue dikenalin sama 2 pendaki lain, satu namanya bang rifa'i (asal jakarta) satunya mba een (asal cirebon). Gue langsung cuci muka, kaki, tangan dan lanjut tidur di basecamp. Jam 14.00 WIB gue bangun dan baru sadar "Lah ini kapan mau nanjak?? Emang gak kelamaan??", gue tanya nuh sama mba een ternyata kita masih nungguin pendaki lain yang mau ikutan dan belum selese kerja. Jiahhh jebakan batman, ngapa pula gue berangkat pagi - pagi buta dari bekasi hmmm -_______-

Sekitar jam 19.00 WIB semua personil lengkap dan kita prepare lagi apa apa yang bakal dibawa ke gunung, yang nggak begitu dibutuhin ditinggal termasuk kenangan bersama mantan eaaaa >.< HAHAHA. Kita berangkat dari basecamp ke pos pendakian pake AVANZA pak ibnu (thanks berat pak ibnu). Oh iya kita nanjak berdelapan gengs. Pak ibnu, pak budi, pak agus, bang muhammad, bang rizal, bang rifa'i, mba een dan gue sendiri (sepertinya gue yang paling muda disini hehehe). Sampe di pos pendakian sekitar jam 22.00 WIB, kita langsung markir mobil dan ndaftar ke pengelola buat simaksinya. Biaya simaksi kemarin delapan orang 122.500,- (buat per orangnya pecahin sendiri ya gengs). Kita cus berangkat, paling depan pak budi dan selaku sweeper bang muhammad.

Kita mulai trek sekitar pukul 23.00 WIB via curug citilis (katanya sih ada 1 jalur lagi yaitu jalur langsung memasuki savana diatas tempat penambang pasir). Jalurnya jelas dan rindang tapi... selepas jalur ini, akan berubah jadi pendakian semi scrambling karena jalur yang menanjak tajam dengan batuan besar. Kudu ekstra hati - hati ngelewatinnya (gue ngarasa sih kayak lagi ndaki tebing curugnya hahahahaha). Kita sampe POS 1 tepat jam 00.00 WIB. Setelah ngelewatin curug dan posisi di atas curug citilis kita masuk ke track yang dikelilingi padang savana (karena malem jadi gue gak ngerti pemandangannya kayak apa) dan sampe ke POS 2 atau 3 gitu batas terakhir ngecamp dan sumber mata air terakhir. Kita sampai sekitar pukul 02.00 WIB, langsung gelar tenda bikin kopi bagi yang ngopi gue sih enggak hehehe minum air putih aja (karena alasan tertentu gak boleh banyak minum yang aneh aneh, maklum PRINCESS hahaha).

Kita istirahat sebentar dan mutusin bakal ngetrack ke puncak sekitar pukul 03.00 WIB. Kita ngebawa yang perlu dibawa aja karena trek di depan itu sangat - sangat bikin frustasi (incess lelah bang hahahaha), karena jalur pendakian bakal lebih berat. Jalur yang tadinya tanah, sedikit demi sedikit berubah menjadi batu kerikil yang mudah lepas dan longsor. Setapak demi setapak jalur dilewati, tips buat nanjak jalur kayak gini cari jalur yang ada rumputnya buat ngurangi kejadian kepeleset. Pohon hijau hampir gak ada dan yang paling ngengsarain kemiringan 45 - 55 drajat sempurna, gue nebak sih hampir 70 drajat sih (incess pengen nangis rasanya T_T). Mendekati puncak 1 jalur semakin ekstrim dan terjal, ditengah jalur pendakian akan ditemui pohon pinus yang berdiri sendiri (kasian pohon pinusnya gak ada pasangannya T_T, baper again hahaha). Kita sampai di puncak 1 sekitar jam 05.30 WIB alhamdulillah bisa liat sunrise, dan masih ada signal yeyy.
Kita langsung bongkar carrier, cari nesting bikin kopi aku nyender plus bobo cantik bentar (maklum pelor >,<).




Ternyata eh ternyata puncak sebenernya masih jauh dari puncak 1 (PHP bener nih gunung T_T, pengen nangis lagi gue hahahaha). Kita lanjut ke puncak utama atau puncak 2, tracknya masih sama persis waktu mau nanjak puncak 1 yappp pasir dan krikil again. Sekitar 40 menit sampai ke puncak 2 pemandangan bebas tersaji di depan mata, kita bisa liat kawah gunung guntur, dan view gunung lainnya seperti Gunung Galunggung, Gunung Cikuray dengan gagahnya yang berbentuk segitiga sama sisi sempurna, Gunung Papandayan yang selalu berasap, dan utara ada Gunung Ciremai. Oh iya disini terdapat Tugu GPS pertanda puncak guntur yang dibuat oleh tim delegasi ITB. Kalo kita balik badan, masih ada puncak dari gunung guntur yaitu Puncak 3. Karena kabut yang turun tebel banget makanya kita mutusin tidak nanjak ke puncak 3, kita memutuskan untuk turun ke camp.

Selama perjalanan turun, kita ketemu pendaki lain dan nyempetin buat foto - foto. Oh iya untuk turun disarankan pake jalur batu ya gengs biar cepet dan mudah. Kalo mau nanjak gunung ini, disaranin pake sepatu dan jangan sampe kesel ya kalo sepatunya bakal jadi korban alias jebol hehehehehe. Kemudian jangan lupa jaga ego masing - masing, karena "Bukan Gunung yang Kita Taklukan, Melainkan Diri Sendiri".

Satu quotes yang gue suka banget :

"Mendaki gunung adalah salah satu kegiatan yang tidak mengenal lelah. Sang pendaki akan mendaki jauh dan lebih jauh lagi tapi tak akan pernah sampai tujuan. Mungkin itulah yang membuat mendaki gunung punya daya tarik tersendiri. Sang pendaki akan selalu mencari sesuatu yang tidak akan pernah dia temui"
-Hermann Buhl-

Sekian postingan kali ini, makasih sebelumnya buat teman - teman pendaki yang sudah berkenan hati untuk ngajak gue ke Gn Guntur.
-Salam Ransel-



Sepatu Tanpa Kaca
IG @widyastutimugirahayu

Selasa, 26 Juli 2016

Puncak Lawu yang Tertunda

Setelah sekian bulan gak naik naik lagi dan eyke ngerasa jenuh gegara gak ada kerjaan di kantor (berasa MAGABUT dan ngerasa mengalami kegendutan dini) hehehe gw mulai penasaran dan searching searching destinasi berikutnya. Berharap iseng - iseng berhadiah gitu sambil nyari - nyari inspirasi hahahahaha. Ternyata iseng gue ngebuahin hasil. Eng ing engggg.... hasilnya dapet temen barengan ke puncak tertinggi di jawa barat. Mana lagi kalau bukan CIREMAI eaaaaaa.... Gunung yang berada di 3 kabupaten (Majalengka, Kuningan dan Cirebon). Ketemu deh gw sama pendaki expert yang udah jam terbang tinggi, mondar mandir ke CIREMAI udah kayak keluar masuk mall (istilah doang gaes..) namanya bang Muhammad asal indramayu kerja di MM2100 dan ada satu lagi cewe namanya Desi asal tangerang, karawaci. Kita ngeplan buat nanjak lewat WA (sumpah aplikasi ini ngebantu banget, thanks buat yang udah nyiptain What's app gue acungi jempol, disaat BBM membutuhkan signal stabil hanya WA yang ngertiin gue,, eaaaa) maklum gw kuli yang kerja di tempat susah signal.. Kita ketemuan nuh sambil bukber di MOR Kranji Bekasi buat susun ITIN dan preparation pas hari sabtu (bebarengan pas gw kuliah dan lagi ngerjain CSMS Pertamina, sampe gw bawa nuh berkas - berkasnya). Maaf loh bang kalo gw gak fokus betul pas preparation. Rencana kita bakal naik via Apuy Majalengka pas H+1 (sumpah bingung betul dari kampung Purwokerto gue naik apa ke majalengka, tapi ya wes lah direncanain dulu). Technical meeting kelar, dan tinggal tunggu hari H.aja........ Deg deg ser betul mau naik ke Gn Ciremai yang terkenal angker brayyy,, secara gw takut ama yang begituan. hehehe

Malemnya hp gue bunyi "Ting Tung" beuhh perubahan rencana lagi, kita rubah jalur pendakian yang mulanya via Apuy, majalengka jadi via Palutungan, kuningan (dalam hati bersyukur banget, karena transportasinya lebih gampang) hehehehehe. Pas tanggal 1 Juli 2016, gw udah mulai libur dan gw manfaatin buat packing carrier, sleeping bag, tenda, hammock buat gw bawa ke kampung sekalian. Tanggal 2 Juli 2016, gue balik ke purwokerto tertjinta pake kereta tut..tuttt..ttutt.. gujes.. gujesss naik kereta api hahahahahha. Tanggal 6 Juli 2016 gue bilang tuh sama kakung - utti mau ke majalengka tapi ternyata kita sekeluarga pergi ke solo bray.. Dengan berat hati gw WA grup pendakian ciremai bahwa gw "MEMBATALKAN DIRI" sedih banget deh. Terlebih, gegara carrier udah kepacking dan berat - berat dibawa balik kampung eh gak jadi berasa nangis darah T_T (sorry lebay dikit).

Tepat tanggal 7 Juli 2016 kita ke solo, gw searching lagi mana tau bisa dapet backup plan. Dan ternyataaa taraaaaa.... gue diajak ke LAWU sama bang ASMI via cemoro kandang (thanks my bro, you're my hero). Cepet - cepet deh gw search transportasi ke cemoro kandang dan alhamdulillah gak begitu susah walaupun harus ganti - ganti kendaraan. Bersyukur pula gw mutusin bawa carrier ke solo (gak sia sia) hehe. Kita ngumpul di St. solojebres 09 Juli 2016 jam 01.00 WIB dan sambil nungguin carteran mobil dari bang ASMI. Setelah nunggu, akhirnya dapet mobil AVANZA buat ngangkut rombongan kita ke cemoro kandang (biaya 225.000 per mobil). Oh iya kita berangkat ber lima (3 cewe 2 cowo).

Sampe di basecamp cemoro kandang sekitar jam 04.00 WIB, kita langsung ngurus simaksi (per orang 15.000) dan mutusin tidur dulu di aula basecamp. Kita sepakat nanjak jam 06.00 WIB dari basecamp secara lumayan juga puncaknya.
Ngatur carrier, nggelar matras mbuka sleeping bag dan molor... oh iya di meskipun di bawah alias di basecamp tetep aja dinginnya minta ampun (dan ternyata suhunya 10 drajat, pantessaaannn princess udah berasa kayak putri salju HAHAHAHA). Yap lagi lagi, plan is just a plan... kita bangun jam setengah 7 hellowwwww, buru buru deh gue ngebangunin itu anak - anak. Setelah beberes, peregangan, cuci muka dan berdoa kita cuss deh nanjak. Diputusin urutan personil 1. Slamet, 2. Gue, 3. Nessa, 4. Ippeh, dan 5. Bang Asmi (as a sweeper). Kita nanjak tanpa ada muka dosa sedikitpun (hahahah), karena kali ini gue nanjak bareng 2 anak abege cewe yang lumayan rumpi beuuhhh rame betul. Ya nyanyi lah, ya ngledek lah, ya ini lah ya itulahh dan kebanyakan istirahat. Gue saranin kalo mau minta istirahat seengaknya liat tempatnya ya gaes, jangan asal minta istirahat istirahat, seenggaknya cari tempat yang datar dan bisa buat duduk.

Dari basecamp sampe POS 1 lumayan jauhh, dan herannya dari tadi kita gak ketemu pendaki lain baik yang mau nanjak maupun yang mau turu. Biasanya di POS 1 ada orang jualan, tapi berhubung ini masih nuansa lebaran ya sepi adem ayem gak ada yang jualan.

Setelah istirahat sebentar kita lanjut lagi perjalanan ke POS 2. Dalam perjalanan, leader kita bang asmi ngeliat carrier nessa agak miring - miring gitu jadinya ya dia usulin buat ngebongkar packingan dan alhasil kita berhenti semua dan sambil nunggu re-packing selesai. Sekitar jam 12.00 WIB kita baru sampe POS 2. Gue nggelar matras cari pohon dan duduk dibawah pohon sambil tiduran, sembari nunggu yang lain. Kita sholat, masak dan bercanda - bercada. Gue mending milih bobo cantik di bawah pohon. Setelah istirahat selama 30 menit, kita mutusin untuk lanjut ke POS 3. Setelah bebenah, entah kenapa gue langsung nyeletuk dan ngingetin "Gengs,, tenda udah pada aman belum?? perlengkapan lainnya gimana?"

Bagaikan tersambar petir "CETAARRRRR",, baru pada sadar 1 tenda cap 3 / 4 org ilang. Beuh langsung pada frustasi. Yang tadinya pada rame langsung diem seribu bahasa sambil saling pandang pandangan. Kita semua duduk sambil nanyain beberapa pendaki yang lewat, hari ini kita berlima ngeblank alias gak inget sama sekali itu history itu tenda kemana. Setelah 3 anak debat kusir (Gue sama Slamet mah diem aja), kita mutusin buat turun aja dari pada nantang maut di atas (nanjak tanpa tenda, ibarat keluar tanpa baju). Kurang lebih pukul 17.30 WIB kita sampe di di basecamp cemoro kandang. Bang Asmi selaku leader langsung lapor ke ranger di basecamp, kebetulan beliau kenal dengan rangernya (maklum bang Asmi anak PURPALA). Kebetulan di basecamp lagi ada camping ceria yang di adain sama KPG Solo, dan berhubung 4 orang temen nanjak kali ini juga anak - anak dari KPG Pekalongan kita di suruh ikut gabung kegiatan mereka.

Kita mutusin untuk ngecamp di basecamp cemoro kandang dengan tenda satunya lagi dan 2 anak dan joint acara KPG Solo. Besok paginya, kita bangun telat dan langsung masak sarapan pagi. Kita turun sekitar pukul 12.00 WIB pada tanggal 10 Juli 2016. Kita pake omprengan dari cemoro kandang sampe terminal tirtonadi, solo (biaya 250.000 per mobil). Gue akhirnya mutusin buat ikut ke Pekalongan dulu sebelum balik ke Jakarta. Setelah nyari - nyari bus, ternyata bus yang dari Solo ke Pekalongan gak ada jurusannya. Alhasil kita musti ke Terminal Semarang atau ikut jurusan Jakarta berhenti di pekalongan. Sekitar jam 16.00 WIB kita dapet bus jurusan Solo - Semarang (biaya 40.000 / orang, harga naik karena lebaran). Sampai di Semarang sekitar pukul 22.00 WIB karena macet. Karena kita kemaleman jurusan Semarang - Pekalongan ternyata sudah abis, so mau gak mau naik bus jurusan Jakarta tapi turun di Pekalongan. Si abang kondektor langsung nembak harga transport 70.000 / orang sampe di Pekalongan. Beuuhhhh,, mentang - mentang lebaran kali yee. Akhirnya gue tawar 30.000 / orang, tapi abangnya keukeh. Ya berhubung kita butuh buat balik ke pekalongan akhirnya sepakat 40.000 / orang. Bobo cantik deh kita di bus, Alhamdulillah.....


Oh iya, gue post poto - poto selama perjalanan ya gengs.. let's see..














Sekian untuk postingan kali ini. "Cintai Alam-mu Seperti Mencintai Diri sendiri dan Kedua Orang Tua-mu"
Salam Ransel
-Sepatu Tanpa Kaca-
IG @widyastutimugirahayu